Untuk menemukan, aku berpeluh di keramaian
Pun mencintai, aku tak mudah
Bukan pelangi sempurna yang kudambakan
Hanya saja, aku ingin mengurai warna asli pelangi yang kuinginkan
18 Rabu Okt 2017
Posted Uncategorized
inUntuk menemukan, aku berpeluh di keramaian
Pun mencintai, aku tak mudah
Bukan pelangi sempurna yang kudambakan
Hanya saja, aku ingin mengurai warna asli pelangi yang kuinginkan
17 Minggu Sep 2017
Posted Uncategorized
inIt takes a great talent and skill to conceal one’s talent and skill -La Rochefocauld
12 Senin Jun 2017
Posted Uncategorized
inKau berkesimpulan “kita bukan takdir”
Aku bertanya, “sejak kapan aku menganggapmu sebagai takdir Nona?”
Kau menyergah, “Lantas selama ini untuk apa kau mampir berhenti?”
“Urusan denganmu tidak pernah tidak sederhana ya…, sedari awal aku tidak ada niatan menjadikanmu stasiun terakhirku. Jangan terlalu dini memangkas waktu! Aku mampir mengajak bersalaman, bukan mengajak bergandengan tangan. Itu berbeda Nona!”
“Apa Nona telah lupa jika kau sendiri yang menyalamiku dengan keras dan tegas?”
Lihat kan, tak heran aku ingin menciptakan jarak. Sikapmu membuat trauma, nona. Aku tidak ingin tertimpa benang kusut untuk ketiga kali. Susah dan teramat lelah untuk menguraikannya kembali. Tidak ada kalimat “biarkan takdir berjalan dengan sederhana tanpa dipaksa” dalam kamusmu.
Raut wajahmu lembut dan hatimu memang baik hati, tapi soal takdir kau mengendus dengan terburu-buru dan ruwet sekali. Cepat dan tajam.
Aku tidak pernah bisa menerka cuaca apa yang sedang ada dalam hatimu itu.
Mungkin memang benar, cara terbaik untuk membuatmu tidak terluka adalah menjadi dingin seketika. Agar resahmu segera lenyap dan kau bahagia seperti sediakala sebelum aku tiba. Ya, meskipun cara ini membuatmu memakiku. Tidak elok sikapku, katamu.
Aku mendoakanmu, semoga kau selalu bahagia, Nona.