Tag

, ,

Sudah kemana rindu ini dibawa?
Kemana gundah rindu itu diterka
Kita hanya rindu,rindu akan dunia
Rindu bisikan bisikan maut, sesal didapat di hari kemudian

Sudah kemana rindu ini dibawa?
Meringkuk pilu kita dibuatnya,menangis darah kita di tusuknya
Sungguh rindu,rindu dunia yang kita rangkai dan bawa
Aneh, selalu siap sedia kala bicara rindu.Selalu siap menyiakan air mata karena rindu
Kita manusia,beragam problematika.Tapi kita sama saja,rindu akan dunia!-Aku?Ya!

Terlena oleh 1001 siasat
Seakan tidak henti berbisik di balik telinga
Menyeru,menghasut kepada rindu
Tapi kemana rindu dan cinta dibawa?jangan –jangan ke neraka sana kita dibawa
Bersama makhluk yang diciptakan dari api dan kita berteman dengannya;bermain dengan api
Aih jangan sampai,panas Lilin sudah cukup pertanda kecut kita!

Sudah kemana rindu dan cinta berkelana?
Sudah berapa jarak kita berkendara memburu rindu dan cinta?
Jangan-jangan detik ini kita masih berdusta
Jangan-jangan mulut ini masih berbuih racun dunia
Jangan-jangan Mulut kita hanya mengaku,tapi hati tak rindu dan mencinta?

Takutku,rindu dunia seakan menjadi cambuk dikala pelita redup didepan mata
Takutku,rindu dunia menjadi jarak aku tak sampai seberang pembatas surga
Takut akan segala yang menyala-nyala di bawah kolong sana
Sebab terlalu menghamba pada dunia

Mulut tak luput berkata ini”Aku mengaku:aku pengikut ajarannya,aku percaya dia kekasih Tuhanku,Aku percaya tak ada ciptaan yang sebaik pribadi pada dirinya,aku percaya dan aku mengamininya”-selalu.
Tapi kemana rindu dan cinta kita berkelana?
Kemana rindu dan cinta pada sosok mulia,kekasih Tuhan kita bawa?
Sudahkah cinta dan rindu pada “Khatamun Nabiyyin” ,Muhammad bin Abdullah terpatri dibenak dan raga? Yang pada dirinya terdapat suri tauladan nan mulia

Kita manusia telah lupa
Bahkan telah lupa pada siapa yang mencintai kita sampai akhir hayatnya
Berkata ia saat dipucuk ajal “Ummatii ummatii”
Doa pada ummatnya-kita yang mengaku sebagai pengikutnya
sudahkah kita balas rindu dan cintanya?
Nol! Kita manusia angkuh,telah lama lupa..

Rindu dan cinta pada dunia sudah menenggelamkan kita pada kekeringan jiwa
Rasanya perayaan-perayaan bersenang ria sangat sayang dikesampingkan
Rasanya suasana heboh serta warna warni kembang api Tahun baru terlalu sayang dilewatkan

Tapi memang dasar manusia dan cinta butanya pada dunia
Kita lupa,kapan sosok manusia nan mulia terlahir membawa pelita cahaya ke di dunia
Kita bahkan lupa!
Atau berpura pura lupa!
Rabiul Awwal sebagai kelahirannya..

01 januari selalu terpatri dan teringat
Sedang Rabiul Awwal selalu terlewati dan lewatnya tak pernah disesali
Sudah kemana rindu dan cinta dibawa?
Ia cinta pada kita,begitu besar mahabbah pada ummatnya
Sayang,kita lupa membalas cintanya,yang sejatinya membawa kita pada surga..

Mari kita memulai rindu dan cinta,menabur benih mahabbah pada kekasihNya
Shalawat atasnya,ia pembawa pelita
Shalawat atasnya,ia makhluk ciptaan nan mulia
Shalawat atasnya,ia utusan dari Sang Pecipta,Allah Swt.

Pun sampai hari ke-25 ramadhan ini kita masih disibukkan dengan urusan duniawi. Hari ke hari hanya dihabiskan pada fanatisme kepada orang-orang yang ia sendiri belum tentu bisa menyelamakan dirinya dari siksaan nanti. Sedang kita terus memikirkannya, lupa kalau Rasul dulu adalah orang yang selalu berdoa untuk keselamatan ummatnya, kita.